Sunday, December 4, 2011

New TUMBLR

Supa Dupa Excited with my new Tumblr. 

Please do come and visit my new Tumblr.

*Just click the pic. :)

Monday, November 28, 2011

Muncul Kegalauan Secara Tiba-tiba

DIPUTAR DULU, BARU DIBACA


BERMULA SAAT HASH TAG ATM 2010
Entah apa yang terjadi, secara tiba-tiba gue merasa sangat rindu untuk balik ke masa lalu. Semua kenangan di masa SMP, SMA dan semester 1 sungguh berharga dan ingin rasanya bisa menikmati masa-masa itu lagi. Rasa galau ini mulai muncul saat kemarin banyak teman-teman kuliah yang sedang mengenang masa-masa ATM 2010. Rasanya sungguh luar biasa saat itu. Gue baru masuk dan masih sangat sedikit mengenal orang, tetapi Pramabim dan ATM sungguh mengubah hidup gue di level makro. Gue merasakan banyak perubahan yang terjadi setelah event-event itu. Kenangan 3 hari 2 malam di Pramabim, dimana gue ga ngomong sama sekali dengan roommate gue (bahkan ada yang ga inget kalo gue sekamar dengan mereka *menambah kegalauan). Pramabim juga merupakan moment pertama dimana gue mendapatkan kelompok yang sangat luar biasa (Kelompok Bakso). Gue merasa sangat diterima di lingkungan yang begitu ramah dan hangat. Semua perspektif mengenai ospek yang menyeramkan berubah seketika. Apalagi saat tracking dan harus berusaha bersama-sama menjaga sumbu api yang menyala. Semua anak 2010 bergabung menjadi satu, dari yang kenal maupun tidak. Kita semua mempunyai tujuan yang sama, yaitu menjaga agar api tetap nyala. Rasanya saat itu seperti api yang ada di sumbu itu juga menular ke seluruh jiwa dan raga. Rasa semangat dan kebersamaan sungguh terasa kental pada malam hari itu. Titik puncaknya terjadi saat api itu dinyalakan menjadi api unggun yang berkobar begitu hebat. Bulu kuduk serasa berdiri, seluruh emosi bercampur menjadi satu. Namun, semua kelelahan, rasa dingin, semuanya terbayarkan dengan api unggun yang berkobar. Seluruh kakak pendamping menyemangati kita dan menerima kita dengan sangat baik. Sungguh tiga hari dua malam itu sangat bermakna.

Setelah itu, ada lagi event ATM 2010 yang merupakan kegiatan organisasi gue pertama di psikologi. Gue belum juga mengenal seluruh anak 2010, tapi sudah harus bekerja bersama mereka. Waktu itu gue masuk menjadi tim dekor dan bertemu dengan orang-orang yang super. Di ATM, gue belajar banyak banget tentang diri gue. Gue menyadari sangat bahwa gue berasal dari SMA yang sangat tidak mendukung kegiatan berorganisasi (media pembelajaran). Gue merasa sangat kecil dibandingkan dengan anak-anak lain yang mungkin sudah mengikuti banyak kegiatan organisasi, di tingkat yang lebih tinggi. Tapi rasa semangat justru membuat gue mencoba menjadi lebih baik lagi. Akhirnya, saat-saat indah tercipta dengan teman-teman dekor gue. Dari harus ke rumah temen untuk menyelesaikan pekerjaan dekor, sampai ke Pasar Pagi untuk beli barang-barang yang dibutuhkan. Semuanya sangat berharga.

MASA LABIL, IMMATURE, SMP & SMA
Semua hal yang terjadi di masa-masa awal kuliah menarik gue balik ke masa SMP dan SMA. Masa SMP dan SMA gue dihabiskan dengan orang-orang yang sangat luar biasa. Masa-masa labil dan tidak dewasa mewarnai masa-masa SMP dan SMA gue. Dari ngelabrak orang yang kalo dipikir-pikir sekarang, itu merupakan tindakan yang sangat bodoh. Semua kenangan dengan teman-teman dan cerita cinta butanya sempat mewarnai dunia pertemanan gue. Saat ada teman yang sudah dekat dari SMP, SMA, namun pada akhirnya harus mengakhiri hubungan karena tidak cocok dengan kepribadiannya. Ada juga teman dekat yang akhirnya tidak dekat karena dia lebih memilih wanita dibandingkan temannya. Sungguh konyol, namun rasa sakit dan kangen masih terasa sampai sekarang. Sungguh seandainya waktu dapat diputar kembali, ingin rasanya mengubah sikap tidak dewasa itu.

Tuesday, October 18, 2011

Fakta di belahan dunia lain

Sungguh saya terenyuh saat melihat berita dan video yang satu ini. Singkat saja, awalnya saya tau bahwa dunia ini memang kejam. Sebelumnya ada Nazi yang membunuh puluhan juta orang yang tidak bersalah. Tetapi, bukankah Nazi sudah tidak ada lagi? Lantas, bukankah dunia seharusnya menjadi lebih aman dari sebelumnya? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya kalian menyaksikan video di bawah ini. 

*maaf, awalnya mau upload video youtube, tetapi nampaknya video tersebut tidak dapat diakses secara umum.



Sungguh saya tidak mempercayai apa yang saya lihat. Seorang anak perempuan bernama Yueyue yang baru berusia 2 tahun dilindas oleh sebuah mobil. Mobil tersebut tidak berhenti, namun malah melindasnya lagi dengan roda belakangnya, lalu pergi. Saat anak perempuan ini kesakitan di tengah jalan, banyak orang lalu-lalang yang lebih memilih untuk mengabaikannya daripada untuk menolongnya. Menurut berita, ada 18 orang yang jalan mengabaikan anak perempuan yang sedang kesakitan tersebut. Apakah kalian percaya hal tersebut masih terjadi di belahan dunia lain? Apakah kalian masih percaya bahwa mereka masih merupakan manusia yang memiliki perasaan?

Ternyata masih ada orang yang berperasaan di tempat tersebut. Seorang wanita pemungut sampah berusia 58 tahun yang melihat Yueyue hanya tergeletak kesakitan langsung menariknya ke pinggir jalan. Ia berteriak meminta bantuan dan beberapa saat kemudian terlihat sang ibu datang. Saat ini kondisi Yueyue masih sangat kritis dan dirawat di rumah sakit. Walaupun wanita pemungut sampah ini adalah satu-satunya wanita yang menolong Yueyue, masih banyak orang yang beranggapan bahwa wanita tersebut hanya mencari ketenaran semata.  Bukankah hal ini sulit dimengerti? Rasanya norma baik dan buruk sudah tidak ada lagi di tempat itu. 

Pada saat supir yang menabrak itu ditangkap dan ditanya mengenai insiden itu, supir itu mengaku bahwa ia menyadari menabrak Yueyue. Namun, ia lebih baik membunuh anak tersebut, karena ia akan mengganti keluarganya lebih murah dibandingkan tidak membuat Yueyue meninggal. Apakah kalian percaya bahwa ada manusia yang berpikiran seperti itu? 

Analisis dari berita yang saya tangkap adalah bahwa negara China merupakan negara yang komunis, maka dari itu rasa kejam sudah terpatri dalam diri masyarakatnya. Selain itu, pandangan masyarakatnya sungguh sangat berbeda. Mereka menganggap bahwa orang yang akan membantu Yueyue akan dituduh dan akan berakhir di penjara atau bahkan didenda dengan jumlah yang tidak sedikit. Hati nurani sepertinya sudah tercucikan dengan pandangan salah masyarakatnya. 

Hal ini sungguh menyadarkan saya bahwa dunia ini memang kejam dan masih banyak kekejaman yang belum terungkap di belahan dunia lainnya. Jika kalian merasa lebih beruntung dari Yueyue, marilah kita bersama-sama menjadi agen perubahan dalam mengubah stigma/pandangan/perilaku tersebut di seluruh dunia. 

Saturday, September 24, 2011

The Power of Six Siblings

Sudah lama memang gue tidak menyentuh blog ini.. Menurut gue, sudah saatnya gue menuangkan apa yang ada di otak gue sekarang. Gue akan menulis sebuah cerpen yang menceritakan tentang kekuatan sebuah keluarga, terutama 6 kakak-beradik yang berusaha untuk bangkit dari kejadian menyakitkan yang baru saja terjadi. Gue mendapatkan inspirasi untuk membuat cerita ini dari kejadian yang baru terjadi pada saudara-saudara sepupu gue. Mereka baru saja kehilangan mama tercintanya. Tapi cerita yang akan gue buat ini tidak 100% dari kejadian mereka. Cerita ini hanya merupakan karangan fiktif belaka. Nah, apa kejadian yang membuat mereka begitu hebat? -Stay Tune-

THE POWER OF SIX SIBLINGS

MIMPI BURUK ABBY
November 24th, 2010 - 01.00 a.m. 

Abby terbangun dari mimpi buruknya lagi. Lisa yang tidur bersebelahan dengannya ikut terbangun. 
"Apa yang terjadi Abby? Mimpi buruk lagi?", tanya Lisa yang berusaha menenangkan Abby dengan mengelus rambutnya. 
"Iya.. Mimpi itu terus datang, dan aku mempunyai perasaan buruk tentang mimpi itu.", balas Abby.
"Sudahlah Abby, itu hanya sebuah mimpi. Kembalilah tidur, siang hari kita harus pergi untuk membeli barang persiapan untuk Thanksgiving besok.", jawab Lisa. 
Akhirnya Abby berusaha untuk kembali tidur. Walaupun selama setengah jam ia masih terlihat gelisah dan belum tidur dengan nyenyak, akhirnya ia tertidur sampai matahari bersinar. 

"Lisa, kau harus membangunkan Abby. Ini sudah hampir siang dan kita harus pergi ke Jill's Market sebelum Turkey yang akan kita beli habis.", kata Dave.
"Biarkan dia tidur beberapa menit lagi. Tadi subuh ia kembali terbangun dari mimpi buruknya. Sepertinya mimpi buruk itu semakin parah keadaannya." balas Lisa dengan ekspersi kecemasan yang tidak dapat ditutupi.
Dave membalasnya dengan tujuan untuk menenangkan Lisa, "Itu mungkin karena dia sedang memikirkan banyak hal. Dia akan segera naik ke kelas 10. Hal itu wajar saja terjadi kepada remaja pada umumnya. Mereka pasti gugup karena akan bertemu dengan lingkungan baru." 

Tiba-tiba terdengar suara motor datang. Dave dan Lisa terlihat mengintip dari jendela untuk mengetahui siapa yang baru saja datang. Seorang laki-laki tinggi dan kurus terlihat sedang menaruh motornya di tempat parkir, tepat di sebelah mobil dan pekarangan. Laki-laki itu melepas helmnya dan jalan menuju pintu rumah. Ia masuk dan memberikan salam hangat kepada Lisa dan Dave. Ternyata laki-laki itu bernama Tony dan ia adalah saudaraku yang lain. Ah, maafkan aku karena lupa untuk mengenalkan siapa diriku yang menceritakan keadaan barusan. Namaku adalah Bre dan aku juga merupakan salah satu dari saudara di keluarga ini. Yah memang kami memiliki banyak saudara. Aku sendiri anak ke-3 di keluarga ini. Aku sekarang sudah berumur 20 tahun dan sedang berkuliah di salah satu universitas negeri di kota ini. Aku mengambil jurusan sejarah dan sedang berusaha untuk mengejar masa kelulusan 3.5 tahun. 

5 SAUDARA YANG LAIN
Baiklah, aku akan memperkenalkan seluruh kakak dan adikku yang sungguh luar biasa jumlahnya. Aku sudah terbiasa mendengar reaksi orang yang kaget ketika mendengar jumlah saudara yang kumiliki. Hal ini terjadi karena di lingkungan tempat aku tinggal, belum ada yang mempunyai anak sebanyak jumlah saudara yang kumiliki. Aku sendiri tinggal di kota yang kecil. Semua orang yang tinggal di kota ini mengenal orang yang lainnya. Kota ini sudah menjadi tempat tinggal leluhurku sejak dulu dan aku memang merasa sangat nyaman tinggal di kota ini. Balik mengenai jumlah saudara yang aku miliki. Anehnya, aku merasa jumlah saudaraku tidak terlalu berlebihan. Aku mempunyai 5 orang saudara, denganku menjadi 6. Dave merupakan kakakku, yang artinya ia adalah anak paling besar di keluarga. Ia sudah berumur 22 dan sekarang sedang bekerja di salah satu toko obat di kotaku. 

Lisa merupakan kakakku yang kedua. Ia begitu cantik, persis seperti model yang ada di majalah Vogue. Ia tinggi, langsing dan begitu menawan. Ia baru berumur 21 tahun dan banyak lelaki di luar sana yang tergila-gila dengannya. Sayangnya, ia cukup selektif dalam menemukan cintanya. Terkadang aku begitu mengagumi kecantikannya, sampai-sampai aku ingin mengajak dia keliling kota dan memperkenalkannya ke seluruh orang di kota. Siapa tau aku bisa kecipratan dilirik juga oleh laki-laki. Masalahnya, aku sudah single hampir 2 tahun. Laki-laki yang terakhir bersamaku sangat brengsek. Akan kuceritakan nanti dengan cerita-cerita yang lain. Lanjut ke saudara yang lain. Adikku yang tepat di bawahku bernama Tony dan Clay. Mereka adalah anak kembar yang sungguh mempunyai kepribadian sangat berbeda. Mereka berumur 18 tahun dan baru saja masuk ke dunia perkuliahan. Tony merupakan sosok laki-laki yang sangat nakal, jorok, tidak bertanggung jawab, dan suka bermain dengan wanita. Ia sangat malas dan susah untuk dikontrol, cocok dengan jurusan kuliahnya yang tidak memerlukan banyak waktu untuk belajar. Ia mengambil jurusan olahraga di tempat kuliahnya. Anehnya untuk urusan olahraga, ia memang jagoannya di keluarga ini. Sedangkan Clay, ia merupakan laki-laki dengan pembawaan ramah dan bertanggung jawab. Ia menjadi presiden di sekolahnya saat masih duduk di bangku SMA. Ia sangat aktif dalam kegiatan organisasi dan memilih tidak serius untuk masalah asmara. Satu-satunya hal yang sama dari mereka berdua ialah ciri fisik mereka. Mereka sama-sama kurus dan tinggi.

Adikku yang terakhir bernama Abby. Ia baru berumur 15 tahun dan sedang berada di tahun terakhirnya di SMA. Ia sosok remaja yang sangat pendiam, tidak seperti dulu yang sangat ceria. Ia menjadi remaja yang sangat cemas dan lebih suka menyendiri. Ia jadi pemalu dan tidak percaya diri. Kepribadiannya seolah-olah berubah 180 derajat sejak insiden yang terjadi 2 tahun lalu. Hal yang terjadi pada Abby sangat mengkhawatirkan kami, saudara-saudaranya. Kami sudah coba untuk berbicara dengannya, menemaninya, dan membuatnya senang dengan berbagai cara. Sayangnya, sampai saat ini belum ada cara yang berhasil, yang dapat mengembalikan kepribadiannya seperti dulu.

Aku sendiri merupakan wanita biasa, dengan perawakan biasa, tinggi biasa, dan semuanya serba biasa. Aku memang mudah terbiasa dengan segala kejadian yang ada. Tapi itu bukan berarti aku wanita yang tangguh. Aku sangat sensitif dan mudah menangis. Hal sekecil apapun dapat membuat emosiku bergejolak sangat dahsyat. Sudah cerita tentang aku, memang tidak ada yang menarik dengan aku. Tapi akan menarik jika kalian melihat dinamika yang terjadi ketika kami ber-6 berkumpul. 

Jika kalian perhatikan, aku memang tidak menceritakan mengenai orang tua kami. Bukan berarti kami tidak pernah mengenalnya. Tetapi karena kami tidak ingin membuka lembaran lama yang sungguh buruk adanya. Kami sedang berusaha untuk terus maju menjalani kehidupan. Sekarang keadaan sudah jauh lebih baik dari keadaan 2 tahun yang lalu, maupun sebelumnya. Banyak orang tidak tahu mengenai kejadian 2 tahun yang lalu dan hal itu menjadi rahasia besar yang ada di keluargaku. 

RAHASIA BESAR
July 12th, 2008 - 11.00 p.m.

Jalan begitu gelap malam itu. Salju sedang turun dan angin bertiup sangat kencang. Kami sedang berada 10 mil dari Ann Arbor, Michigan. Ayah dan ibu duduk di bagian depan, ayah yang mengemudikan mobil saat itu. Di bagian tengah, ada Dave, aku dan Lisa. Bagian belakang ada Abby, Tony, dan Clay. Lisa, Abby, Tony, dan Clay terlihat sedang tertidur pulas. Malam itu kami baru saja pulang dari salah satu kota di Ohio. Ini merupakan ide ayah dan ibu untuk mengajak kami berjalan-jalan. Mereka memang sangat suka berjalan-jalan dan jalan-jalan memang sudah menjadi tradisi di dalam keluarga ini sejak lama. Tapi kami sekeluarga tidak pernah benar-benar merasa dekat satu-sama lain, kecuali dengan ayah dan ibu. Ayah dan Ibu merupakan sosok orang tua yang sangat sempurna di mataku. Tidak ada yang salah dari mereka. Mereka sangat penyayang dan pengertian terhadap anak-anaknya. Tapi anehnya, tidak ada dari kami ber-6 yang saling dekat satu dengan lain. Seolah-olah kami memiliki dunia kami masing-masing. Seolah-olah di rumah hanya ada ayah, ibu dan diri kami masing-masing. Kami sangat jarang berbincang dan bercerita mengenai apa yang baru kami alami di sekolah. Intinya adalah kami tidak dekat satu sama lain. 

Saat itu, aku dan Dave masih terbangun dan mendengar perbincangan ayah dan ibu. Mereka membicarakan mengenai rencana liburan berikutnya. Mereka terlihat sangat semangat saat menyepakati untuk pergi ke Hawaii pada liburan berikutnya. "Yay..!", itu yang kuucapkan dengan ekspersi muka datar. Bayangkan saja, pergi ke Hawaii dengan 5 orang lainnya yang kau tidak dekat. Itu sudah seperti pergi dengan orang asing. Aku sudah pusing untuk memikirkan apa yang akan terjadi nantinya. Dave juga memancarkan ekspresi pasrah dan tidak semangat. 

Tiba-tiba dari kejauhan terlihat ada rusa yang sedang berjalan di tengah-tengah jalan kecil itu. Keadaan jalan yang saat itu sangat licin karena salju menyebabkan ayah sangat susah untuk mengerem mobilnya. Tapi untungnya ayah masih dapat mengendalikan mobilnya. Saat itu jantungku mau copot rasanya. Aku berusaha untuk tidur, tapi aku tetap tidak bisa. Akhirnya aku mengambil Ipod ku dan mendengarkan lagu sambil mengunyah permen karet. 

"AHHHHHHHHHHHH......!!", tiba-tiba Ibu menjerit ketakutan dan suara itulah yang terakhir kali aku dengar, karena setelah itu semuanya menjadi gelap.
"Bre!! Bre!! Bangunnnn! Bangunn Bre!! Oh Tuhan, selamatkanlah Bre!!", terdengar suara Lisa samar-samar. Saat itu aku merasa sangat pusing dan tidak dapat membuka mata, rasa dingin yang menusuk membuatku sulit untuk merasakan hampir seluruh bagian tubuhku. 
"Ahhhhhhhhh!! Tidakkk!!!! Ayahhh! Ibu!!!!!!! AhhhhHHH!!!", teriakan-teriakan itu terus terdengar selama beberapa menit. Aku masih sangat pusing dan tidak dapat berpikir apa-apa, rasanya semuanya terhapus dari memoriku. Setelah aku berusaha keras untuk membuka mata, akhirnya aku berhasil membuka mata dan menggerakkan jari-jariku. "Lisa, apa yang terjadi?", kataku.
"Oh Tuhan, terima kasih Tuhan! Bre, apa kau baik-baik saja? Bre, apakah ada bagian yang sakit?", jawab Lisa dengan matanya yang masih terus basah karena air matanya terus mengalir deras.
"Aku baik-baik saja Lisa. Apa yang terjadi?", balasku lagi. 
"Kita mengalami kecelakaan Bre. Ayah... Ayah... Ayah sudah pergi Bre.. Ayah sudah pergi....!", teriak Lisa sambil terisak-isak sampai suaranya tidak terdengar begitu jelas. 

Apa yang dikatakan oleh Lisa sangat tidak dapat masuk ke akal sehatku. Aku merasa sedang di dalam dunia mimpi. Hal terakhir yang kuingat ialah aku sudah hampir tertidur sambil mendengarkan lagu di Ipodku. Mengapa tiba-tiba Lisa berkata Ayah sudah tidak ada? Apa yang terjadi sebenarnya? Saat itu sebagian diriku merasa ini hanya mimpi, sebagian lagi hancur berantakan karena rasa takut bahwa ini bukanlah sebuah mimpi.

"Bre, apa kau baik-baik saja? Kita membutuhkan bantuanmu untuk mencari bantuan Bre.. Pergilah dengan Lisa untuk mencari bantuan.. Kami akan tetap di sini untuk mengurus Ayah dan Ibu.", kata Dave yang membangunkanku dari lamunanku. Sejak saat itu, aku baru tersadar bahwa ini bukanlah sebuah mimpi. Ini benar-benar terjadi. Aku mengalami kecelakaan dan ayahku sudah pergi. Walau rasanya seperti mimpi, tapi aku mulai yakin bahwa ini bukanlah sebuah mimpi. Aku pergi dengan Lisa untuk mencari bantuan. Selama perjalanan, aku jalan dengan tatapan kosong dan dengan air mata yang terus mengalir tak bisa berhenti. Rasa dingin yang menusuk tulang sudah tidak terasa lagi sekarang. Luka yang sempat membuat kepalaku berdarah sudah beku karena udara dingin. Lisa yang sejak tadi mengajakku berbincang sambil menangis sudah tidak kuperhatikan lagi. Aku hanya dalam kekosonganku sekarang. Aku seakan terjebak dalam pikiranku sendiri. 

Setelah beberapa jam kami terjebak, terdengar suara helikopter datang menjemput kami dan membawa kami ke rumah sakit terdekat. "Bre, Lisa, Dave, Tony, Clay, Abby..!!! Apa kalian baik-baik saja??! Apa kalian sudah diperiksa??! Apa kata dokter??! Mana ayah dan ibumu???", terdengar suara Bibi Ann yang rumahnya memang berada di Michigan. Ia terlihat begitu panik dan khawatir terhadap keadaan kami. Bibi Ann sendiri ialah adik dari ibu. Ia memang merupakan keluarga dekat kami. Sejak kecil kami senang bermain dengannya. "Kami tidak apa-apa bibi Ann. Kami baik-baik saja, sudah diperiksa tadi.", kata Dave yang terlihat begitu tegar. Dave memang merupakan sosok laki-laki yang sangat tegar. Aku sendiri belum melihat Dave meneteskan sebuah air matapun. Tak tahu dia terlalu tegar, malu atau malah tidak punya hati. "Lantas, bagaimana dengan ayah dan ibu kalian? Dimana mereka? Bibi mau melihat mereka..", kata Bibi Ann yang sepertinya kata-kata Dave barusan tidak menurunkan rasa cemasnya. "Ayah.. Ayah sudah pergi.. Ibu.. Ibu masih kritis di ruang ICU.", jawab Lisa yang kembali menangis terisak-isak. "Apa?!!!! Ayah kalian sudah pergi?!!! Kenapa bisa begini??! Kenapa??????!!", teriak Bibi Ann dengan histeris. Aku sendiri berusaha untuk menenangkannya, tapi tampaknya usahaku tidak membantu banyak. Ia malah sempat pingsan beberapa kali karena mengetahui keadaan ibuku yang semakin memburuk. 

Aku sendiri sangat bingung dengan air mata ini yang nampaknya tidak pernah habis-habisnya mengalir. Tony, Clay dan Abby tampak sangat letih. Aku sendiri untuk pertama kalinya merasa sangat kasian dan perduli dengan mereka. Untuk pertama kalinya aku merasa bahwa mereka adalah saudara-saudaraku. Untuk pertama kalinya aku mulai sadar bahwa aku sudah tidak bertiga lagi, aku-ibu-dan ayah. Apa yang menyebabkan aku tiba-tiba merasa tidak sendirian lagi? Apakah karena sosok aku bersandar sudah tidak ada? Apakah ini yang dinamakan unconditioned love? Aku sendiri masih tidak bisa menemukan jawabannya saat itu. Aku masih terlalu bingung untuk mencari jawabannya. Untungnya kami ber-6 tidak ada yang mengalami cidera serius. Paling parah adalah tangannya Clay yang retak. Aku akhirnya memberanikan diri untuk berunding dengan Lisa dan Dave. Aku berkata bahwa mungkin lebih baik kami semua pergi ke Chapel untuk berdoa dan setelah itu mengantar Abby, Tony dan Clay untuk beristirahat. Lisa dan Dave tampak setuju dengan usulku. Akhirnya kami semua menuju Chapel untuk berdoa, dan setelah itu mengantar Abby, Tony dan Clay ke penginapan terdekat. Aku, Dave dan Lisa akan bergantian menjaga Ibu, mengurus Ayah, dan menjaga saudara kami yang lain. 

"Maaf, kami sudah melakukan apa yang kami bisa. Ibu kalian mengeluarkan darah yang terlalu banyak dalam kecelakaan itu dan ia sudah tidak ada sekarang.", kata dokter yang baru saja keluar dari ruangan ICU. Kata-kata itu seperti membuat jantungku jatuh dan berhenti berdetak selama beberapa menit. Tanganku gemetar dan dingin. Air mataku lagi-lagi mengalir dengan deras. Aku, Lisa dan Dave berdiri terpaku tanpa mempunyai bayangan apa yang harus kami katakan, maupun pikirkan. Tak berapa lama, Dave pergi untuk mengurusi masalah pemakaman ayah dan ibu. Lisa menemaniku di depan ruang ICU yang sangat dingin waktu itu. Malam itu, akhirnya kami ber-6 berkumpul dan mengelilingi ayah dan ibu yang tidur bersebelahan. Wajah mereka begitu bahagia dan seperti memancarkan sinar dari surga. Tidak ada tanda-tanda sedikitpun kulit mereka membiru atau memucat. Mereka benar-benar hanya seperti tidur. 

Kami ber-6 dan Bibi Ann, dengan beberapa kerabat lainnya kembali menangis tersedu-sedu saat jasad mereka sudah ingin diturunkan ke tanah. Mereka akan segera dikebumikan, dan kami tidak akan melihat mereka lagi. Kami sudah tidak dapat lagi mendengar kata-katanya, mendengar semangat mereka dalam merencanakan liburan. Kami pasti akan merindukan hal-hal tersebut. Hati kami hancur dan hampa pada saat itu. Tapi entah mengapa, kami tahu bahwa kami tidak sendirian. Kami masih ber-6.

KEKUATAN SESUNGGUHNYA
Sejak kejadian itu, hari-hari yang kulewati semuanya nampak tak bermakna. Aku sangat tidak bersemangat dalam melanjuti hidup ini. Hal yang paling kusesali sendiri adalah bahwa aku belum sempat meminta maaf dan membahagiakan mereka dengan sungguh-sungguh. Aku sangat sedih karena keadaan di rumah sangat berubah, biasanya terdengar suara ibu dan ayah yang bergema ke seluruh isi rumah, tapi sekarang sudah tidak ada lagi. Tapi suatu hari Dave ingin kami semua berkumpul. Kami berkumpul di ruang makan, tanpa tahu apa yang ingin dibicarakan oleh Dave. "Keadaan sudah tidak sama lagi. Kita harus menyesuaikan diri. Aku menemukan surat ini di lemari ayah dan ibu, dan untuk pertama kalinya aku menangis tersedu-sedu di kamar mereka. Ini yang mereka tulis... 

Anak-anakku yang sangat kami cintai. Kami sadar bahwa selama ini kalian terlihat tidak dekat satu sama lain. Aku hanya ingin kalian mengingat beberapa hal, kalian adalah saudara. Apa yang lebih baik dari itu? Situasi apapun, kalian adalah tetap saudara. Darah kalian yang mengalir sekarang berasal dari sumber yang sama. Kalian tidaklah sendiri. Kalian memiliki satu sama lain. Kalian harus kuat karena kalian ber-6. Lihat betapa fantastis jumlah yang kami ciptakan. Ingatlah itu anak-anakku. Kami sengaja membuat pesan terakhir ini, karena siapa yang tahu umur ayah dan ibu akan sampai berapa. Umur ada di tangan Tuhan dan percayalah saat kalian baca surat ini, kami sudah sangat bahagia. - Love, Dad and Mom.", terdengar suara Dave yang bergetar saat membacakan surat ini. 

Sesaat setelah Dave membacakan surat itu, rasanya seperti ada hantaman batu yang besar ke kepalaku. Aku langsung tersadar semua kenangan-kenangan yang terjadi saat ayah dan ibu masih ada. Mereka sangat berusaha keras untuk menyatukan kami ber-6. Mereka sering bertindak konyol hanya untuk melihat kami ber-6 tertawa bersama. Kenangan-kenangan itu kembali menghancurkan hatiku berkeping-keping. Tapi itu tidak berlangsung lama, karena aku sadar sekarang bahwa aku tidak sendiri dalam menghadapi situasi. Aku dan saudara-saudaraku akan keluar dari segala rintangan ini. Kami semua sudah dibesarkan oleh orang tua yang sangat hebat dan luar biasa. Kami yakin kami akan kembali bangkit. 

Aku tadinya mempunyai seorang pacar yang bernama Jack. Tapi ia adalah seorang laki-laki brengsek yang tidak punya hati. Ia meninggalkanku sesaat setelah orangtuaku meninggal. Ternyata selama ini ia hanya ingin bersamaku dalam keadaan senang dan bahagia. Untung aku belum sempat termakan cinta buta dan menikah dengannya. Entah apa yang akan terjadi jika aku menikah dengannya. Sungguh hal tersebut mengubah pandanganku terhadap orang lain di luar sana. Benar seperti yang orang tuaku bilang, saudara akan tetap menjadi saudara sampai kapanpun. Ada hubungan darah yang mengikat. Sedangkan Jack?! Memikirkannya saja membuatku ingin muntah. Tapi aku sudah tidak memikirkannya lagi, aku sudah berhasil melupakannya,


Sejak saat Dave membacakan surat itu, kami ber-6 menjadi begitu dekat. Dave mulai kuliah sambil bekerja, begitu pula dengan Lisa. Aku yang saat itu baru lulus SMA dan masuk ke dunia perkuliahan, mulai bantu mencari uang dengan menjadi pengasuh panggilan. Tony, Clay, dan Abby masih terlalu muda saat itu untuk memusingkan berbagai hal semacam ini. Mereka harus tetap menikmati masa-masa sekolah mereka. Abby memang terlihat sangat terguncang karena kejadian ini dan berubah total. Tapi kami tidak pernah berhenti untuk menghiburnya dan mengajaknya jalan-jalan, untuk sekedar melupakan kenangan buruk itu. Setiap akhir pekan, kami selalu pergi bersama entah ke karnaval, nonton film, makan bersama, atau kemanapun tempat yang membawa kebahagiaan. Kebersamaan yang terbangun diantara kami ber-6 sungguh membantu banyak. Keadaan yang dapat saja berubah semakin buruk setelah perginya kedua orang tua kami, berubah menjadi sangat baik dan terkendali. 

SAAT INI
Itulah rahasia besar keluargaku yang sudah disimpan selama dua tahun. Rahasia ini paling hanya diketahui oleh tetangga-tetangga terdekat dan keluarga kami. Kami berusaha untuk tidak secara besar-besaran menceritakan ini kepada semua orang, karena kami tidak mau dikasihani oleh orang-orang. 

Satu minggu setelah Thanksgiving sudah berlalu. Keadaan semakin baik setiap harinya. Abby sudah tidak lagi mimpi buruk dan memang benar kata Dave, ia hanya gugup menghadapi masa SMAnya yang akan segera dihadapinya. Ia juga sudah terlihat lebih ceria setelah mendapatkan beberapa orang teman dari sekolah barunya. Yakinlah bahwa kekuatan beberapa orang memang akan lebih hebat dari hanya kekuatan satu orang, terutama kekuatan orang-orang yang kau cintai. Aku sudah tidak khawatir lagi sekarang. Aku sangat bahagia dengan kebersamaan yang tercipta diantara kami ber-6. Kami akan terus melanjutkan kehidupan. 

Cast :
Dave - Sibling 1
Lisa - Sibling 2
Bre - Sibling 3
Tony - Sibling 4
Clay - Sibling 5
Abby - Sibling 6
Mom
Dad
Bibi Ann - Mom's Sibling
Jack - Bre's Ex Boyfriend

-Irwan Tanuwijaya-


Yup, itulah cerpen yang gue tulis. Tokoh dan lokasi memang gue pilih di US. Entah kenapa gue sangat suka membaca cerita terjemahan, ada suatu esensi bahasa yang membuat gue bersemangat. Haha. Maaf banget kalo masih banyak kesalahan dalam pembahasaan, maupun teknik penulisan (seperti tata bahasa dan letak titik, koma --> sungguh itu kekurangan gue yang amat sangat.. hehe.) 

Gue cukup semangat dalam menulis cerita ini karena gue sekalian mau menyampaikan beberapa poin penting menurut sudut pandang gue. Pertama itu adalah mengenai cinta. Pasti uda sering denger deh pepatah klasik ini. Yah emang pepatah ini sering banget disuarakan, maka dari itu pepatah ini cukup bermakna. Pepatahnya itu berkata bahwa 'seringkali kita tidak menyadari betapa cintanya kita kepada seseorang, sampai saat orang itu sudah pergi'. Menurut gue pepatah ini cukup masuk akal. Jadi sayangilah orang tuamu, saudaramu, teman-temanmu sebelum terlambat. Gue sendiri sedang sangat mencoba, hehe jadi belum bisa dibilang berhasil. Mari kita coba bersama-sama spread the love. :)

Kalo kagak salah yah, menurut salah satu tokoh psikoanalisis Erich Fromm, ia pernah berpendapat bahwa cinta itu merupakan elemen penting yang dapat menyelesaikan segala permasalahan di dunia. Dunia itu sangat membutuhkan cinta untuk menyelamatkan isinya. --> kira2 begitulah esensi yang gue tangkap, entah benar atau nggak. haha 

Sekian dari gue, sekali lagi minta maap kalo masih ada salah-salah kata atau malah jadi galau bacanya. hehe. 

Sunday, July 31, 2011

Remember to care for those who care for you

Hari ini gue mau menyajikan sebuah cuplikan video yang teman gue share barusan.


Video ini cukup menyita banyak emosi dengan cerita, lagu, dan makna yang terdapat di dalamnya.


Video ini dibuat oleh sebuah perusahaan asuransi di Thailand yang memang sepertinya memanfaatkan kekuatan Thailand akhir-akhir ini. Dunia seni peran di Thailand memang sedang naik daun dan itu terbukti dari film-film baru yang banyak dikeluarkan oleh Thailand. 


Silahkan ditonton videonya...




Perasaan gue yang pertama kali muncul setelah menonton video ini adalah takjub. Takjub karena video yang hanya berdurasi 3 menit lebih sedikit ini dapat menciptakan suasana mencengangkan di kamar gue. Emosi gue tercampur dan teraduk-aduk menjadi satu setelah menonton video ini, selain senang karena ternyata masih ada orang dengan bakat luar biasa yang dapat membuat iklan semacam ini, juga karena gue sedih melihat video ini.


Hal yang gue bisa pelajari dari video ini tidak lain adalah seperti judul dalam post hari ini. Ingatlah untuk mengasihi orang-orang yang sudah mengasihimu. 


References : http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=qZMX6H6YY1M

Monday, May 30, 2011

Wanita Yang Kuat

Tulisan ini hanya pandangan subjektif saya semata.
Bagi yang merasa tidak setuju, silahkan saja. 


Bagiku, wanita yang kuat itu adalah ...


Wanita yang kuat itu adalah Ibuku dan semua Ibu di seluruh dunia yang sudah mengandung dan melahirkan anak-anaknya.


Wanita yang kuat itu adalah Nenekku yang sudah dengan tegar dalam menjalani hidupnya dan membesarkan orangtuaku serta aku dengan kasihnya.


Wanita yang kuat itu adalah Ibu tukang jamu yang dengan semangat menggendong bakul jamunya dan berjalan beberapa kilometer setiap harinya. 


Wanita yang kuat itu adalah Ibu pemecah batu yang dapat mengerjakan pekerjaan laki-laki tanpa bersungut-sungut.


Wanita yang kuat itu adalah Ibu yang tetap dengan setia menggendong anaknya di tengah jalan tanpa ada tujuan arah yang jelas.



Wanita yang kuat itu adalah Ibu tukang sayur yang bangun di pagi buta agar sayur yang dijualnya tetap segar.


Wanita yang kuat itu adalah Ibu tanpa suami yang dapat membesarkan anaknya dengan kedua tangannya. 


Wanita yang kuat itu adalah para petinggi perusahaan perempuan yang tidak terintimidasi dengan gender.


Wanita yang kuat itu adalah Ibu Kartini yang dengan hasratnya ingin memajukan wanita Indonesia.


Wanita yang kuat itu adalah Mother Teresa yang membantu orang tanpa melihat latar belakang orang tersebut. 


Wanita yang kuat itu adalah Lady Diana yang membesarkan anaknya dengan kasih dan kepedulian terhadap sesama.


Wanita yang kuat itu adalah para pembantu yang bekerja siang-malam demi memperjuangkan kehidupannya.


Wanita yang kuat itu adalah satpam wanita yang dengan berani menjaga keamanan wilayahnya.


Wanita yang kuat adalah wanita yang dapat mengerjakan pekerjaan laki-laki.


Wanita yang kuat itu adalah Kamu yang belum aku temukan.
Wanita yang kuat itu adalah Kamu yang akan bersinar di tengah-tengah wanita yang lain. 

Sunday, May 22, 2011

Ga Ada Kata 'Menyerah'

Uda lama banget ga nulis blog. Yup semua ini akibat ulah si tugas. Dia atau mereka yah sebutan lebih tepatnya?! hmm menurut gue secara si tugas itu bersifat banyak, gue akan memanggil si tugas dengan sebutan 'mereka'. Mereka bener-bener bombastis banget dalam kehidupan perkuliahan gue akhir-akhir ini. hmmm trus??! Gue dikondisikan dan dipaksa untuk mengerti kata-kata 'kuliah'. Namanya juga kuliah.. Mana ada kuliah yang ga ada tugas.. Pastinya banyak orang yang mengatakan hal tersebut, orang-orang yang bijak lebih tepatnya. Bagi gue, ga ada yang salah dengan kata-kata itu. Yah memang kuliah itu pasti ada tugasnya. Tapi, memang ada saat-saatnya mereka itu menjadi sebuah bom besar di tengah pekarangan yang indah. Mengandaikan mereka itu sebagai bom di tengah pekarangan, maka bunga-bunga indah yang ada di pekarangan pasti akan hancur karenanya. Hal itu juga yang terjadi di tengah keseharian gue. Kesehatan, kegiatan lain, hingga waktu untuk bersenang-senang hilang semua karena mereka. 

Dengan tidak mengurangi rasa hormat terhadap mereka dan pemberinya, gue berusaha sebaik mungkin untuk menyelesaikan mereka dengan baik. Tapi yang mengejutkan adalah bahwa mereka itu bukan hanya dua ataupun tiga, tetapi banyakkkk. weitsss, lantas apa yang harus gue perbuat?! Menyerah?! Hell No! Ga munafik bahwa kata-kata itu pasti akan pernah terlintas di benak siapapun yang sudah tidak tahan. Gue pun sempat mengalaminya beberapa hari yang lalu. "Man.. I'm done.. I'm done........" kata-kata itulah yang gue ucapkan beberapa hari yang lalu saat gue sedang merenung sendirian. Tubuh gue seperti berteriak minta untuk berhenti. Tapi gue balik ke prinsip pertama gue, i am not a person who took a job and not finish it. Gue ga akan menyerah dan melepas tanggung jawab gue. Apa yang uda gue ambil, pastinya akan gue selesaikan. 

Apakah gue salah jalan dengan mengambil kegiatan yang terlalu banyak?? Apakah gue terlalu malu untuk mengakuinya? Apakah gue sanggup menjalaninya?? Apakah gue harus mempertarukan nilai kuliah gue?? Hal tersebut pastinya terlintas dalam pikiran gue.. Satu persatu gue berusaha menjawab pertanyaan gue sendiri. Yang pertama adalah bahwa gue merasa gue memang mengambil kegiatan yang terlalu banyak di semester ini. Lantas?! Apakah gue menyesalinya? Jawabannya adalah sama sekali tidak! Kegiatan yang gue ambil semuanya memberikan banyak pelajaran baru bagi gue, membuat gue berkembang setiap harinya. Jadi, ga ada alasan buat gue untuk menyesal. Menjawab pertanyaan kedua yang di atas, gue sama sekali ga malu untuk mengakui bahwa gue memang mengambil kegiatan yang terlalu banyak. Tetapi apakah gue bisa menyelesaikannya dan menjalaninya dengan maksimal? Gue akan berusaha keras untuk menjalaninya dengan 100% pastinya. Dan menjawab pertanyaan terakhir, gue sama sekali tidak akan mempertaruhkan nilai kuliah gue.

Apakah gue sedang curhat di sini? Bisa dibilang iya, bisa dibilang tidak. Gue bukan tipe yang suka curhat di media publik yang bisa dilihat semua orang. Tapi, gue akan dengan senang share sesuatu yang gue rasa bisa membantu banyak orang. Karena gue yakin masih ada banyak orang yang mungkin mengalami hal yang sama seperti gue. Jadi, ga akan jadi masalah gue menceritakan masalah-masalah gue. 

Terakhir, saran dari gue adalah pertimbangkan semuanya sebelum mengambil sesuatu yang besar. Gue akan dengan senang hati mengakui bahwa gue memang kurang mempertimbangkan sesuatu sebelum mengambil project yang besar. Sepertinya gue mulai melupakan bahwa 'mereka' itu masih akan tetap hadir dalam keseharian gue. But, i'm gonna have fun with all the projects and activities that i've chose to work. 

I am proud of being who i am. I am proud i have this thought. Are u proud of being who you are?

Wednesday, April 13, 2011

Terri Schiavo teaches us how to be grateful

Saran gue putar lagu ini sambil membaca apa yang akan gue tulis. 




Gue baru aja baca sebuah kasus yang gue juga lupa dapet dari mana. Perempuan ini bernama Terri Schiavo. Gue bener-bener tersentuh banget ngebaca kasus dia, mungkin kasus ini uda ga begitu janggal lagi karena kasus ini sempet ngeboom banget di tahun-tahun 1990an akhir sampai tahun 2000an awal. Awalnya dia itu adalah sesosok remaja yang gemuk, beratnya sempat mencapai  90an kg. Biasalah lah yah wanita yang mengidamkan body image yang ideal, akhirnya dia melakukan diet sampai akhirnya ia menikah muda dan beratnya turun hingga menjadi 54an kg aja. 


Beautiful Terri before she was sick. 
Ga lantas gitu aja menguntungkan buat dia. Suatu hari tiba-tiba dia pingsan pada saat dia baru berumur 26 tahun. Suaminya langsung menelepon 9-1-1, tetapi detak jantung dan denyut nadinya sudah hilang. Pihak paramedis melakukan prosedur yang ada dan akhirnya ia di bawa ke rumah sakit. Dia koma selama 2 bulan lebih. Saat ia sadar, ia sudah mengalami kerusakan otak yang parah karena kurangnya pasokan oksigen ke otaknya. Dokter-dokter yang menangani kasusnya semuanya mengatakan bahwa harapan ia untuk pulih sangatlah sedikit. 


Keluarga dan suaminya tidak lantas menyerah begitu saja. Mereka terus berusaha merawatnya selama 15 tahun. segala selang makanan dan alat bantuan dipasangkan ke badan Terri. Ia bisa membuka matanya, tetapi ia seperti mayat hidup yang tidak bisa bereaksi apa-apa. Bagian otaknya yang mengatur kognitif, persepsi dan kesadaran telah rusak parah. 


Pada tahun 1998, suaminya memutuskan untuk ke pengadilan demi tuntutannya mencabut segala kabel makanan dan alat bantu yang ada di badan Terri. Keputusan suaminya ditentang keras oleh pihak keluarga Terri, tetapi akhirnya pengadilan memutuskan bahwa Terri juga tidak mengharapkan untuk hidup lebih lama lagi dengan kondisinya yang seperti ini. Maka dari itu, segala alat bantunya dicabut dan selama 14 hari ia tidak diberikan makanan dan minuman. Akhirnya Terri meninggal pada tanggal 31 maret 2005. Salah satu dokter yang menanganinya bersaksi detik-detik kematian Terri.


She was so beautiful! 
"I told Terri she had many people around the country and around the world who loved her and were praying for her.  She looked at me attentively.  I said, "Terri now we are going to pray together, I want to give you a blessing, let's say some prayers."  So I laid my hand on her head.  She closed her eyes. I said the prayer.  She opened her eyes again at the end of the prayer.  Her dad, who has a mustache, leaned over to kiss her and said, "OK Terri now here comes the tickle." She smiled and laughed and after he kissed her I saw her return the kiss.  Her mom asked her a question at a certain point and I heard her voice.  She was trying to respond.  She was making sounds in response to her mother's question, not just at odd times and meaningless moments.  I heard her trying to say something but she was not, because of her disability, able to articulate the words.  She was certainly responsive. 


The night before she died, I was in her room for probably a total of 3-4 hours, and then for another hour the next morning -- her final hour. To describe the way she looked as “peaceful” is a total distortion of what I saw.  She was a person who for thirteen days had no food or water.  She was, as you would expect, very drawn in her appearance as opposed to when I had seen her before.  Her eyes were open but they were moving from one side to the next, constantly darting back and forth.  I watched her for hours, and the best way I can describe the look on her face is “terrified sadness.” 


Her mouth was open the whole time.  It looked like it was frozen open. She was panting rapidly.  It wasn't peaceful in any sense of the word.  She was panting as if she had just run a hundred miles.  It was a shallow panting. Her brother Bobby was sitting on one side of the bed I was on the other facing him.  Terri's head in between us and her sister Suzanne was on my left.  We sat there and we had a very intense time of prayer. And we were talking to Terri, urging her to entrust herself completely to the Savior.  I assured her repeatedly of the love and prayers and concern of so many people." (Terri Schiavo's Final Hours: An Eyewitness Account).


When she was sick

When she was sick
Ia diduga meninggal karena diet yang dijalaninya hingga ia mengalami dehidrasi yang parah. Hal ini semakin menyadarkan saya bahwa hidup ini bukanlah sebuah permainan. Ia terdiam selama 15 tahun tanpa ada harapan untuk pulih. Marilah kita semua mengucap syukur atas apa yang kita punya sekarang. Ia hidup dalam kesengsaraan, hidup seperti di neraka. Jika ia ingin mati saja, ia tetap tidak bisa menyampaikannya. Ia tidak bisa berpikir tapi jiwanya tetap terperangkap selama 15 tahun, menunggu suatu keajaiban yang tak kunjung datang. Mungkin dengan melepas segala alat bantu dan membiarkannya meninggal ialah suatu keajaiban yang sesungguhnya. :''(  

*mohon maaf kalo ada salah berita.


References : 
The Terri Schiavo Information Page. (2005). Ditelusuri pada tanggal 13 April 2011 dari http://abstractappeal.com/schiavo/infopage.html
Terri Schiavo's Final Hours : An Eyewitness Account. Ditelusuri pada tanggal 13 April 2011 dari http://priestsforlife.org/euthanasia/terrisfinalhours.htm

Picture :
http://www.about-knowledge.com/terri-schiavo/
http://gregbuyck.wordpress.com/2010/02/25/terri-schiavo/
http://www.davidduke.com/general/terry-schiavo-vs-gabby-giffords_22403.html
http://www.folsomvillage.com/WorldArchives/PicturesOfTerrySchiavo.shtm

Saturday, March 26, 2011

Earth Hour Always Gives Me The Chills


Ini uda yang untuk ketiga kalinya gue berpartisipasi dalam Earth Hour. Setiap kali gue ngeliat video campaign Earth Hour, rasanya bulu kuduk merinding bahkan joget dari ujung rambut sampai kaki. Bagus dan menginspirasi banget. Coba deh kalian cek LINK nya (klik aja di tulisan <--). Hal ini penting banget untuk gue post karena memang ini salah satu tujuan gue menulis blog. Gue mau tulisan gue ini bermanfaat bagi orang lain yang membaca.

Awalnya gue berpartisipasi acara ini tahun 2009 kalo ga salah, uda lupa juga tau dari mana. Cuma gue langsung terkesan begitu liat videonya, nanti akan gue masukin videonya lengkap dari tahun awal terbentuk sampe tahun 2011 ini. Hal yang menginspirasi gue adalah bahwa acara ini awalnya (tahun 2007) hanya dilakukan di salah satu states di Aussie, Sydney kalo ga salah. Hebat banget karena saat itu 2.2 juta orang Sydney berpartisipasi dengan WWF dan Earth Hour untuk mematikan lampu mereka selama satu jam. Tujuan mereka sangat sederhana yaitu untuk mencegah dampak pemanasan global, iklim dan lain-lain. 

Event ini mendapat kritik begitu bagus saat itu, sampai menjadi headline news di berbagai media informasi seluruh belahan dunia. Tahun depannya acara ini diadakan kembali, tetapi bukan hanya Sydney yang mengikutinya tetapi beberapa negara dan puluhan kota di seluruh dunia ikut berpartisipasi dalam event ini. 

Tahun 2009, acara ini semakin global dan menjadi Event yang sangat dipertimbangkan. Bahkan partisipasi dari negara lain menembus angka 96 negara dari 6 benua yang berbeda. Hal ini lantas menjadi begitu fenomenal karena satu langkah kecil yang akhirnya berkembang menjadi suatu kegiatan masal di mana USA mencatat bahwa ada 80 juta warga negaranya berpartisipasi dalam tahun itu. Indonesia juga kalo ga salah uda mulai ikut berpartisipasi deh. Gue waktu itu ikut dan memang karena sosialisasi di Indonesia masih belum merata, jadi rumah gue gelap sendiri diantara rumah-rumah tetangga gue yang terang benderang. Mungkin mereka sempat berpikir kalo keluarga gue lagi mengalami masalah ekonomi sampai harus hemat sehemat-hematnya.

Tahun 2010, acara ini dilanjutkan dan pastinya yang berpartisipasi bertambah banyak. Kali ini 126 negara yang berpartisipasi. USA mencatat 90 juta warga negaranya ikut berpartisipasi dan di Filipina ada 15 juta warga negaranya yang berpartisipasi. Gue inget bener waktu tahun ini gue emang lagi ga di rumah, tapi pemberitaan tentang acara ini uda mulai banyak terdengar di berita-berita dan berbagai media lainnya di Indonesia. Walaupun tetep aja yang berpartisipasi dari negara ini masih tidak banyak. 

Tahun ini Earth Hour diadakan lagi dan pastinya gue berharap partisipasi semua masyarakat dunia demi menciptakan dunia yang lebih baik. Bayangkan jika satu jam mematikan lampu saja dapat berakibat banyak bagi kehidupan bumi ini. Memang bukti konkretnya tidak pernah ada, tetapi pasti akan ada sesuatu yang baik dari acara ini. 

Pelajaran yang saya tangkap dari acara ini adalah bahwa ungkapan 'nothing is impossible' dan 'a journey of a thousand miles begins with one small step' memang benar adanya. Mengapa ungkapan itu yang menurut gue tepat? karena gue merasa ada yang indah dari awal kegiatan ini diadakan, satu langkah kecil yang dilakukan oleh Sydney yang merubah kegiatan ini menjadi kegiatan masal di seluruh dunia. Dunia bisa berubah bukan dengan sikap kita yang 'tunggu-tungguan' tapi pastinya dengan langkah berani yang kita ambil, inisiatif dari diri kita sendiri. Sudah siapkah anda menjadi seorang 'perubah'? 


Earth Hour 2007

Earth Hour 2008

Earth Hour 2009

Earth Hour 2010

Earth Hour 2011


References :
http://www.earthhour.org/
http://en.wikipedia.org/wiki/Earth_Hour
http://www.youtube.com/watch?v=C9GRh_9sQBw
http://www.youtube.com/watch?v=mxu3MluKl8A
http://www.youtube.com/watch?v=1CRs-7lRlPo
http://www.youtube.com/watch?v=FclcMfzjwug
http://www.youtube.com/watch?v=4Mxjbip6y04

PLEASE, TURN OFF YOUR LIGHTS 

Friday, March 25, 2011

They are also human

Apa yang gue mau share hari ini adalah berkaitan mengenai cara penilaian orang yang kerap kali keliru. Jujur aja, gue mendapat ide ini sehabis gue buka Youtube dan di sana ada video cewe nyanyi dengan comment yang amat sangat buruk. Apakah anda menebak bahwa orang tersebut Rebecca Black?! Hmmm, berarti anda harus menebak ulang. Bukan Rebecca Black orangnya, walaupun memang namanya sedang sangat terangkat bukan karena prestasinya, tetapi karena hasil karyanya yang dianggap oleh sebagian besar orang sangat tidak bermutu.

Buat gue, penilaian bermutu atau tidaknya suatu karya itu ga bisa segampang itu. Gue lebih memilih untuk mempertimbangkan segala aspek yang ada sebelum memeberikan penilaian, apalagi kalau penilaian itu bersifat buruk dan mencela. Hal itu yang banyak terjadi di dunia maya. Jika ada orang yang memasukkan video karyanya, seperti ia menyanyi ke media apa saja seperti Youtube. Well, sebaiknya sekarang anda harus berpikir ulang. Sebenarnya hal tersebut ga bisa gue terima, karena orang-orang yang sudah memberanikan diri untuk menekspresikan diri mereka apa adanya adalah suatu hal yang sangat hebat. Terlepas dengan kualitas yang dihasilkan, gue akan memberikan kredit lebih kepada mereka.

Okeh, sebenarnya pembahasan gue tidak berkisar mengenai fenomena Rebecca Black, tetapi hal ini menjadi menarik buat gue, karena gue ga menangkap ada yang salah dengan karya yang dihasilkan sama dia. Dia menyanyi lagu yang sederhana dengan lirik dan auto-tuned yang menurut sebagian besar orang menganggu telinga mereka. Gue sendiri uda cek videonya dan biasa aja sih sejujurnya, itu seperti anak remaja awal yang menyanyikan lagu balonku ada lima kalo di Indonesia, ga ada bedanya. Tapi penilaian orang di Youtube begitu negative dan membesar-besarkan hal tersebut. Gue ga bisa banyangin kalo gue ada di posisi dia saat ini, emang sih video dia jadi terkenal dan pendapatan dia naik banget. Tapi ga sebanding lah sama hinaan yang di dapat, dia masih remaja dan gue yakin itu pasti akan berdampak banyak pada self-image, self-esteem dan tahap perkembangannya yang lain.

Video Rebecca Black yang dikritik negative oleh sebagian besar dunia.

Komentar orang sekarang itu semakin ga manusiawi, semakin kritis tetapi ga berisi dan berperikemanusiaan. Sebenarnya yang gue mau tekanin adalah "jangan pernah berkomentar buruk mengenai karya atau yang orang lain perbuat, jika kita tidak bisa berbuat seberani dan sebagus mereka." Mereka kan juga manusia dan mereka ga salah kok dengan memasukkan karya mereka yang walaupun tidak berkualitas, itu kan cara masing-masing orang mengekspresikan diri mereka. 

Sama seperti perempuan satu ini yang gue liat videonya di Youtube. Dia seorang perempuan yang menurut gue sangat pemberani dan gue yakin dia orang yang baik. Dia dicela oleh konsumen Youtube, walaupun tidak sedikit juga yang membelanya. Mengapa orang-orang mencelanya? Apakah videonya ga penting? Dia sendiri memasukkan videonya saat dia sedang bernyanyi. Suaranya biasa aja sejujurnya menurut gue. Ga jelek dan ga bagus juga, tapi dia berhak mendapatkan banyak kredit atas apa yang sudah dia lakukan. Jujur aja, dia memiliki postur badan yang sangat besar, apalagi dia perempuan. Hal tersebut seharusnya menjadi issue yang sangat besar dan sensitive bagi perempuan. Gue ga ngerti alasan dia masukkin video dia apa, tapi gue salut banget dengan dia yang berani memasukkan mengekspresikan diri dia, di mana mungkin masih banyak perempuan di luar sana yang malah mengumpat di balik tempurungnya. Gue yakin masih banyak perempuan yang badannya jauh lebih ideal dari dia dengan suara yang jauh lebih bagus tapi ga punya keberanian sebesar dia. 

Dia pasti uda tau konsekuensi apa yang akan dia dapat setelah dia masukkin video tersebut. Tapi dia tetep masukkin tuh. Gue ga yakin betul apa maksudnya dan gue ga berhak membuat asumsi apa-apa, tapi satu hal yang bisa kita pelajari. Walaupun 30 orang yang memberikan comment yang sama mengenai mukanya yang seperti bulldog, dia adalah tetap seorang manusia yang sama seperti kita semua. Dia pastinya tidak meminta dan berdoa kepada Tuhan untuk memiliki keadaan yang seperti sekarang, tetapi ia berdiri dan menunjukkan kepada dunia bahwa orang seperti dia itu ada. 

Video si perempuan tersebut yang gue ga tau namanya siapa. :)

Video References :